Pemilihan Metode Penyuluhan dan Proses Adopsi

Seperti sering saya katakan, semakin sering kita mengajarkan suatu materi kepada seseorang maka kemampuan penguasaan materi kita akan semakin bertambah. Bertambahnya penguasaan materi tersebut dapt terjadi karena pengkayaan-pengkayaan selama proses mengajar, baik melalui persiapan yang kita lakukan dalam rangka pemantapan materi maupun karena adanya pertanyaan-pertanyaan dari peserta yang kadang tak terjawab hingga menuntut kita belajar lagi agar di kesempatan mengajar berikutnya penampilan kita lebih baik. Sebagai misal, walaupun jarang-jarang dapat kesempatan ngajar bidang pertanian tetapi dalam kesempatan terakhir saya ngajar penyuluhan pertanian, saya mendapat ilmu baru bahwa ternyata ada hubungan erat antara tahapan proses adopsi suatu materi dengan metode penyuluhan yang digunakan.

Dalam mempelajari sesuatu, seseorang akan mengalami suatu proses untuk mengambil suatu keputusan yang berlangsung secara bertahap melalui serangkaian pengalaman mental fisiologis. Tahapan tersebut terdiri atas : tahap sadar, tahap mulai berminat, tahap menilai baik/buruknya materi, tahap mencoba, dan tahap menerapkan. Dan ternyata metoda penyuluhan yang digunakan dalam setiap tahap berbeda-beda, seperti contoh gambar berikut.

clip_image002

Penjelasan masing-masing tahapan proses adopsi pada gambar diatas dapat dijelaskan dalam halaman berikut.

1. Tahap Mengetahui atau Menyadari (Awareness), dimana seseorang menyadari adanya sesuatu ide atau teknologi baru dan merasa tergugah untuk mempelajarinya. Penyuluh harus mampu memilih metode yang menarik dengan dibarengi kemampuan komunikasi yang baik. Metode yang disarankan dalam tahapan ini adalah yang bisa merangsang aspek visual sebanyak-banyaknya, yakni antara lain adalah : rapat/pertemuan umum atau ceramah, siaran pedesaan (via radio/TV), pemutaran film, pameran, pembagian poster-poster, brosur-brosur, penyebaran bahan bacaan.

2. Tahapan Minat (Interesting), dimana seseorang sudah tergugah untuk mempelajari tentang ide atau teknologi baru. Tahapan ini ditandai dengan adanya respon dari petani melalui kegiatan mengumpulkan keterangan dari berbagai sumber terhadap materi dalam rangka mengembangkan pengertian yang telah di dapatkannya. Penyuluh dalam hal ini harus dapat memberikan penjelasan yang benar sekaligus detail terhadap teknologi baru, baik kebaikan maupun kekurangannya secara tepat. Metode Penyuluhan yang paling tepat adalah seminar, diskusi kelompok atau kegiatan temu kelompok tani, karyawisata.

3. Tahapan Menilai (Evaluation), dimana seseorang telah tumbuh minatnya untuk kemudian bertanya kepada dirinya sendiri atau melakukan penilaian secara subjektif tentang untung dan ruginya kalau menerapkan idea atau teknologi baru yang sedang dipelajarinya. Metode penyuluhan yang bisa dilaksanakan antara lain adalah diskusi kelompok, demonstrasi cara, demonstrasi hasil, kursus tani.

4. Tahapan Mencoba (trial), dimana seseorang yang telah mencapai tahapan menilai, dan berkesimpulan bahwa idea atau teknologi baru tersebut ternyata menguntungkan. Petania dalam hal ini akan tergerak untuk mencoba walau masih dalam skala kecil untuk lebih meyakinkan diri sekaligus menguji coba masalah-masalah yang timbul selama penerapan guna menghindari kerugian yang terlalu besar jika gagal dalam penerapan. Metode penyuluhan yang paling tepat tentu saja adalah demplot (luas lahan 0,1 Ha), kunjungan usaha tani, korespondensi, via telepon.

5. Tahap Menerapkan (adoption), dimana seseorang yang telah yakin akan menerapkan idea atau teknologi baru yang dipelajarinya dalam praktik nyata atau dalam skala usaha yang sebenarnya. Perhatian penyuluh dalam hal ini bersifat perorangan. Sementara metode yang dipergunakan antara lain adalah kunjungan rumah, kunjungan usaha tani, demfarm (luas lahan 1 – 5 Ha), demarea (25 – 100 Ha) atau Dem-unit (dilaksanakan pada gabungan kelompok tani di wilayah kerja penyuluh).

Tinggalkan komentar