Judulnya sih seperti lagu dangdut, walau maksudnya bukan seperti itu. Karepnya sih tulisan kali ini hendak menceritakan malam-malam paling menggelisahkan bagi seorang widyaiswara, yakni malam-malam saat mulai mengajarkan sebuah materi. Memang sih, jika materi itu sudah biasa kita ampu….malam sebelum mengajar bukanlah malam yang istimewa…karena segala persiapan telah tersedia dengan cukup dan bahkan kata orang turah-turah. Maksudnya adalah ibarat seorang tentara segala macam jenis senjata telah disiapkan jauh-jauh hari dan ready to use. Hingga tinggal pilih senjata mana yang hendak dipakai….tergantung musuhnya. Kalo musuhnya kelas teri ya…cukup pakai piso atau paser saja, sementara jika musuhnya kelas berat ya….kita siapin aja bom atom jika gak nyerah-nyerah. Apalagi medan perangnya telah kita kenal dengan baik hingga dengan mudah kita bisa menentukan tenpat persembunyian, posisi dan strategi buat menaklukkan lawan. Tapi tentu saja lain halnya jika daerah lawan belum pernah kita rambah….apalagi dengan amunisi yang minim maka malam-malam sebelum terjun ke medan pertempuran merupakan malam-malam yang paling menggelisahkan bagi seseorang….Dan itulah mungkin ilustrasi singkat bagaimana gelisahnya seorang widyaiswara dalam menghadapi malam-malam sebelum menyampaikan materi yang baru pertama kali diampunya…
Bagi saya, mengampu Sistem Pemerintahan NKRI merupakan pengalaman petualangan saya berikutnya bagi saya sebagai seorang widyaiswara. Walaupun jauh dari background pendidikan tetapi materi ini tetap penting sebagai investasi masa depan saya dalam mengampu materi-materi diklat kepemimpinan lanjutan di masa depan. Bisa dikatakan mau tidak mau saya sudah harus mulai berubah ke arah yang lebih mendukung karier saya di masa depan. Walaupun demikian, banyak tantangan yang harus ditaklukkan untuk dapat mengajarkan materi ini dengan baik. Yang pertama, tentu saja menguasai substansi materi yang karena jauh dari ’rumah’ maka bisa dikatakan saya hanya punya amunisi yang terbatas…mengingat buku-buku yang saya baca terkait dengan materi itu bisa dikatakan minim dengan pengalaman juga bisa dikatakan nol besar ples keberminatan yang masih meraba-raba alias nekad amergo kepepet. Dengan kata lain amunisi yang saya miliki sangat amat terbatas sekali. Oleh sebab prinsip pembelajaran orang dewasa lebih karena kebutuhan….maka untuk sementara saya tidak memperbanyak dulu buku referensi mengingat seperti pengalaman sebelum-belumnya banyak beli buku belum tentu banyak membaca alias lebih banyak disimpennya daripada dibacanya.
Banyak diskusi dengan pengampu senior menjadi pilihan saya dalam meningkatkan penguasaan materi…. utamanya banyak-banyak bertanya terhadap beberapa bagian dari modul yang susah saya mengerti termasuk peraturan perundang-undangan yang mendukung. Dan ternyata banyak juga peraturan perundang-undangan yang harus saya pelajari buat memperkaya penguasaan materi dalam modul…yang setelah saya search and unduh via internet rasa-rasanya sampai hari H-1 dalam mengajar masih saja ada beberapa bagian yang belum ketemu link and match-nya hingga masih rodo-rodo bingung juga disamping bahan dasar di modulnya juga belum apal banget….Tapi pengalaman sebagai widyaiswara selama 4 tahun telah membuatku sedikit tenang mengingat prinsip ’widyaiswara itu pasti bisa mengajar asal ada judulnya….’ Apalagi pengalaman pertama khan bukan segala-galanya…masih ada pengalaman-pengalaman mengajar berikutnya yang perlahan-lahan akan meningkatkan kompetensi kita dengan sendirinya. Belum lagi tujuan utama saya mengampu materi ini adalah untuk belajar dan The best learning is teaching to….?! Jadi gak usah takut untuk mengajar….just do it maka percayalah Anda akan menemukan fakta-fakta baru yang menarik selama mengajar….. Baca lebih lanjut