Monthly Archives: Mei 2008

Mulailah Hari Anda dengan Bahagia…

Mulailah pagimu dengan baik
Maka seluruh aktivitasmu hari itu akan terasa lebih baik.
Mulailah harimu dengan hati yang tenang
Maka seluruh emosimu akan terkendali. Dari Blog Tetangga

Kata orang sih, jika kita memulai hari dengan bahagia maka kita akan mendapat kebahagiaan di hari itu sampai tutup hari….Bahkan ada yang mengatakan dengan ekstrim bahwa jika kita memulai hari dengan sedih, males apalagi marah…. maka kesialan yang akan kita dapatkan sepanjang hari itu hingga pastilah sepanjang hari itu kita akan selalu penuh kesedihan, kemalesan and kemarahan….Pendapat yang bagus juga sih…buat bikin kita selalu menatap hari-hari dengan positif semenjak pagi hari….walau saya sendiri menganggap hal itu relative alias gak selalu begitu juga…. Karena bagi saya manusia itu bahagia bukan karena startnya tapi diharapkan selama berproses selalu dan selalu mencari kebahagiaan…. Atau dengan kata lain, yang penting bukan startnya tapi endingnya to….?! Tapi yang terjadi pagi ini kayaknya bertentangan dengan prinsipku itu deh….

Semuanya dimulai di hari kemaren yang begitu capek karena harus seharian ikut seminar IWI ples makan yang sedikit kebablasan hingga bikin perut ’mbebeg’….njur saat turun dari kendaraannya om Yatno, ternyata udara Semarang begitu panas hingga bikin kepalaku agak pusing juga….Sudah kucoba buat tidur siang…tapi baru setengah jam sudah bangun hingga bikin badanku tambah gak enak….Hal itu ternyata keterusan sampek malam, hingga aku jadi susah tidur tanpa bisa nglakuin apa-apa yang produktif alias hanya sibuk nglekar sambil melototin acara ”Dangdut Dadakan” sampek hampir jam 11 baru tidur…..Tapi ternyata tidur pun tidak bisa nyenyak, terbukti jam 2-an pagi aku bangun dan baru bisa tidur lagi menjelang subuh…..alhasil saya harus menghadapi hari ini dengan perasaan kurang semangat and capek….. lalu apa yang terjadi pada hariku….?!

Efektif dan Efisien Ala LAN-RI

Kalau menurut definisi, Efektif adalah tepat guna or berhasil guna atau tepat sasaran atau dapat dikatakan suatu kegiatan itu dapat dikatakan tercapai tujuannya. Sementara itu efisien adalah berdaya guna atau mampu memanfaatkan sumber daya yang ada dengan seoptimal mungkin. Lalu bagaimana dengan efektif dan efisien ala LAN-RI….?! Ceritanya panjang. Yang jelas hari pertama kita ngikut diklat TOT Diklat Pim Tingkat IV sudah penuh dengan diskusi dan perdebatan….Maklum, pesertanya adalah para widyaiswara yang jelas-jelas tukang ngomong semua….hingga ada istilah kecil saja sudah dapat dijadikan ajang buat berdiskusi dan kadang berdebat dengan panas hingga kadang bikin aku geli sendiri kalo mengingat apa yang mereka perdebatkan itu kadang bukan sesuatu yang prinsipil apalagi buat jadi topik debat…..

Acara pertama dari Pak Basseng tentang overview Diklat Pim Tingkat IV belum-belum sudah bikin debat yang panas, yakni saat Pak Basseng melontarkan suatu kenyataan bahwa yang namanya efektif dan efisen itu kadang susah untuk dapat berjalan beriringan ….Seperti kita ketahui paradigma pemerintah saat ini adalah meningkatkan pelayanan publik atau bisa dikatakan melakukan pelayanan secara efektif, dan menurut Pak Basseng hal itu kadang sangat bertentangan dengan prinsip efisiensi pemerintahan….Lebih lanjut Pak Basseng mencontohkan penyelenggaraan Pilkada dengan model pemilihan langsung pada prinsipnya berupaya memuaskan keinginan seluruh masyarakat, di satu sisi….tetapi di sisi yang lain, pelaksanaan Pilkada langsung menelan biaya yang tidak sedikit jika tidak boleh dikatakan sebagai sebuah kegiatan yang boros…sementara hasilnya pun kadang bukan menciptakan sosok Kepala Daerah yang baik, dengan bukti adanya beberapa Kepala Daerah hasil pilkada langsung yang bahkan harus masuk bui karena terbukti melakukan tindak pidana korupsi….Sampai disini peserta terlihat cukup menerima dengan penjelasan Pak Baseng yang memang logis dan meyakinkan itu….walau kemudian terbukti para widyaiswara itu masih terlihat memperdebatkannya dengan sengit……

Baca lebih lanjut

Berguru Sampai ke Negeri Betawi

Baru hari ini saya bisa ngeblog setelah mungkin absen sampai beberapa hari…..bukan apa-apa melainkan karena saya memang kesulitan untuk mendapatkan koneksi internet di sebuah kota yang katanya menjadi pusat segala pusat informasi yang ada di negeri ini yakni Jakarta yang kata ‘Bang Doel’ sering disebut sebagai Betawi….Sekali lagi bukan karena Jakartanya yang sulit, melainkan saya sendiri yang kelihatan katrok dengan segala keramaian Jakarta ples dengan macet-macetnya itu…..Ibarat wong ndeso yang gak ngerti lor-kidul hingga nyari warnet pun gak ketemu-ketemu…..(ini juga ketemunya akhirnya di ruang internet yang ada di tempat nginepku juga……walah….!!) kalo sudah begini, saya bener-bener menyesali diri dengan pekerjaan menunda-nundaku buat melengkapi my laptop dengan teknologi koneksi portabel via handphone yang sudah menjamur itu….yang kalo difikir-fikir itu terjadi bukan karena gak ketemu dengan teknologinya juga, melainkan karena saya yang PNS ini juga masih suka yang gratisan alias makek internet fasilitas kantor he…he…he….

Berguru sampek ke Negeri Betawi….?! Koq dekat amat Pak….?! Ya….gak pa-pa lah, wong namanya berguru itu bukan masalah jauh dekatnya to….Yang penting khan bergurunya, nyari ilmunya….apalagi saya nyari ilmunya khan juga di sebuah lembaga pemerintah non departemen (LPND) yang katanya gudangnya ilmu-ilmu administrasi ….yakni di Lembaga Administrasi Negara (LAN-RI), sebuah lembaga pemerintah yang bertugas membina para lembaga kediklatan milik instansi pemerintah di seluruh Indonesia….sekaligus pusatnya diklat-diklat tingkat tinggi, yang saat aku disana ternyata di gedung yang aku tempati buat nginep, yakni di Graha Wisesa, juga sedang dilaksanakan diklat kepemimpinan tingkat II dan tingkat I (kalo diklat pim tingkat II sih kitanya biasa nyelenggarain dengan peserta para calon Kepala Dinas, tapi kalo Pim I siapa pesertanya ya…..?!). Kenapa saya katakan Negeri Betawi…..Padahal Betawi khan Indonesia juga….?! Yeah buat sedikit nggambarin betapa megahnya Ibu Kota Jakarta itu…..hingga saat pertama kali saya menginjakkan kaki di kota Jakarta (saat dewasa) sekitar tahun 1998…. saya yang dari Kota Kediri ini merasa banget jadi anak kampung…..apalagi saat melihat gedung-gedung yang tinggi ples lingkungat kota, utamanya di jalan-jalan protokol yang sangat bersih, indah dan tertata rapi itu, membuat saya serasa berada di luar negeri (walau saat kita masuk ke yang bukan protokol, seperti di sekitar lokasi komplek LAN-RI, kadang malah kita temui kampung-kampung ples Rusun-Rusun kumuh yang menyedihkan juga hi….hi….hi….). Baca lebih lanjut

Seminar Pendidikan Menjelang Hari Pendidikan Nasional

Ada yang menarik dari Seminar IWI Jawa Tengah tanggal 30 April kemaren. Diskusi-diskusi rame tentang pendidikan menjadi tema seminar IWI kali ini, utamanya dengan berupaya mengonceki kontroversi Ujian Nasional yang kerap menjadi polemik tahun-tahun belakangan ini. Tentu saja sebagai insan ilmiah, para widyaiswara tidak lagi memperdebatkan efektif tidaknya kebijakan UN itu dilaksanakan melainkan berupaya mencari jalan keluar agar sistem pembelajaran di sekolah dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Pembicara ditunjuk dari LPMP (Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan) Jawa Tengah yakni Bapak Muchlas Yusak dengan tema Pengembangan Profesional Pendidik melalui ”Jogyou Kenkyuu” atau dikenal di barat sebagai Lesson Study, sebuah model pendidikan yang dikembangkan di Jepang sejak tahun 60-an dan mulai menjadi acuan pokok bagi sistem pengajaran di Amerika guna mengganti sistem pendidikan tradisional di Amerika.

Pada awal paparannya, Pak Yusak menceritakan dilema yang dihadapi para guru berkenaan dengan UN. Seperti diketahui, standar nilai kelulusan UN tahun ini meningkat menjadi 5,5. Hal ini tentu saja memusingkan para guru mengingat tanggung jawabnya buat mempertahankan or meningkatkan tingkat kelulusan siswa di sekolahnya. Standar yang tinggi secara tidak langsung menuntut guru untuk dapat meningkatkan daya serap siswa terhadap materi yang diberikan. Sesuatu yang memusingkan mengingat hampir tidak ada peningkatan yang berarti terhadap model pembelajaran yang diterapkan di Indonesia hingga rasanya hampir mustahil bagi para guru buat meningkatkan daya serap siswa terhadap materi pelajaran. Salah satu upaya yang dapat dilakukan para guru untuk meningkatkan kualitas mengajarnya, menurut Pak Yusak adalah meningkatkan kemampuan para guru buat mengakses informasi yang ada di internet. Untuk itu, para guru diharapkan menguasai Bahasa Inggris dengan baik, tidak cukup Bahasa Inggris yang bersifat fungsional saja (buat percakapan sehari-hari) tapi juga harus menguasai Bahasa Inggris yang informasional atau yang dapat dipakai buat mengakses informasi dari internet yang banyak ditemukan dengan pengantar Bahasa Inggris. Baca lebih lanjut