Mengajarkan Demokrasi Lewat Teka-Teki

Salah satu model permainan yang lagi saya sukai adalah bermain teka-teki. Sebenarnya teka-teki pada mulanya sering saya gunakan saat sedang berkeliling-keliling di sela-sela diskusi kelas. Pengennya sih sedikit memeberi selingan bagi beberapa peserta saat mereka sedang diskusi agar mereka bisa lebih enjoyable and tidak terlalu tegang… sekalian biar memberi kesan akaran dengan peserta….utamanya pada pelajaran-pelajaran yang ‘garing’ semacam Manajemen Perkantoran Moderen. Naa… disini saya biasanya kemudian biasanya saling tukar teka-teki dengan peserta yang kebetulan punya banyak koleksi teka-teki lokal. Sementara saya sendiri memperkaya koleksi saya lewat buku-buku yang saya baca atau malah lewat ‘searching’ via internet yang memang bejibun penuh dengan teka-teki beraneka ragam…..

Sebenarnya model-model begitu sih asyik-asyik aja….tapi lama-lama agak bosen juga menang terus lawan peserta-peserta yang tidak siap….alias teka-teki yang diberikan peserta seringnya itu-itu saja….padahal disatu sisi saya masih pengen menggali teka-teki lokalan yang mungkin gak ada di dunia maya….skalian pengen mensharingkannya via internet buat nambah khasanah perteka-tekian di dunia maya….hingga kemudian saya teringat prinsip Ice Breaking milik Fakih cs. yang pernah saya postingkan, menyatakan bahwa ‘pemecah kebekuan’ yang baik antara lain adalah mengandung unsur-unsur perlombaan atau persaingan serta lebih baik lagi kalau gagasannya justru berasal dari peserta sendiri. Dari prinsip itu saya kemudian memainkan perlombaan teka-teki antar kelompok (biasanya dalam materi Team Building)…. bahkan setelah sedikit modifikasi permainan sederhana ini menjadi menarik setelah saya kombinasikan dengan prinsip kebebasan berpendapat dan menentukan pilihan….hingga akhirnya malah sering menginspirasi peserta tentang makna sesungguhnya dari prinsip demokrasi yang walaupun dianggap yang terbaik…tapi di beberapa hal tetep saja merugikan beberapa pihak yang terlibat di dalamnya….
Langkah Permainan
1. Pertama-tama tentu saja saya akan membagi peserta dalam kelompok-kelompok kecil. Lalu saya akan memberi ilustrasi bahwa kualitas suatu kelompok ditentukan terutama dari hasil yang mereka keluarkan. Na….untuk mengukur tingkat hasil masing-masing kelompok, saya akan mengujinya dalam sebuah perlombaan teka-teki…

2. Saya biasanya memberi contoh terlebih dahulu dengan beberapa teka-teki ringan macam ”mlebu miring metu miring…” atau ”lebar gak bisa keluar sementara jika sempit pas-pasan malah bsa keluar…” model-model teka-teki yang nyerempet-nyerempet pornografi sekaligus sebagai pengecoh para ’piktor-piktor’… walau tujuannya sebenarnya menarik perhatoian peserta yang rata-rata pikirannya emang dewasa itu sekaligus memberi arah pada perlombaan teka-teki yang fun and banyak membikin ketawa…..

3. Langkah selanjutnya adalah meminta masing-masing kelompok membikin teka-teki lucu sebanyak dua buah (dengan kelompok kecil 6-9 buah)….tentu saja dengan syarat agar tidak mengandung unsur jorok and porno…Disini saya biasanya menantang peserta untuk menemukan jenis teka teki yang menarik but tidak porno…sesuatu yang sering disukai para lelaki saat berteka-teki adalah ber-jorok-jorok ria yang tentu saja gak begitu disukai para ibu….hingga mengeluarkan teka-teki yang tidak bikin tambah piktor (pikiran kotor) adalah sebuah tantangan tersendiri bagi para peserta….

4. Setelah tiap-tiap kelompok itu selesai bikin teka-teki maka satu persatu wakil kelompok maju membacakan teka-tekinya…sementara kelompok lain saya minta mereka menuliskan hasil tebakannya pada secarik kertas dan dengan dibatasi waktu tebak sebanyak satu menit…

5. Setelah semua kelompok membacakan teka-tekinya maka kertas-kertas jawaban dituker-tuker antar kelompok buat dikoreksi….Kelompok yang dapat menjawab akan mendapat nilai…sementara jika suatu kelompok tidak dapat menjawab maka nilai akan diberikan pada si pembuat teka-teki….
6. Kelompok dengan nilai tertinggi menjadi pemenang dalam permainan ini….

Yang Bikin Menarik
Permainan ini menjadi menarik saat saya menambahkan prinsip-prinsip demokrasi didalamnya…..yakni dari Anda untuk Anda. Sebagai misal :
1. Saat pemberi teka-teki memberikan jawabannya maka saya akan memberikan kesempatan bagi kelompok tersebut untuk mengutarakan argumentasinya
2. Lalu saya akan meminta pendapat kelompok penjawab apakah jawaban yang diberikan itu menurut mereka sah, tidak sah, atau boleh pakek jawaban alternatif
3. Prinsip voting kemudian diterapkan buat menemukan jawaban terbanyak. Kalau sah berarti jawabannya harus persis seperti milik pemberi teka-teki….kalau tidak sah maka tekateki itu dikatakan gagal demi hukum….
4. Sementara kalau sebagian besar kelompok memilih jawaban alternatif maka jawaban masing-masing kelompok akan di-voting untuk menentukan betul tidaknya jawaban tersebut….setelah sebelumnya si penjawab diberikan kesempatan berargumentasi buat ’reasoning’ jawaban mereka tersebut…
5. Dan disinilah permainan itu menjadi menarik mengingat tidak ada kebenaran mutlak dalam sebuah demokrasi…apalagi yang pakek acara ber-voting-voting ria…
6. Masalahnya adalah walau jawaban pemberi teka-teki itu benar dan masuk akal tapi bisa saja kelompok lain akan mengganjalnya lewat hasil voting dan menyatakannya tidak sah….atau via jawaban alternatif yang bisa menghidupkan peluang mereka buat memenangkan pertandingan….

Disini kita akan dibuat tertawa-tawa saat mendapati argumen-argumen dari masing-masing kelompok buat memenangkan pertandingan. Juga saat melihat protes dari si pemberi teka-teki saat jawaban teka-tekinya yang bagus harus hangus akibat hasil voting yang menyatakannya tidak sah….Hingga kemudian kelompok tersebut hendak marah tapi karena hanya teka-teki yang lucu maka akhirnya paling dia hanya bisa tersenyum kecut and tertawa-tawa…atau paling berkomentar lucu…”susah urusane yen karo wong ndeso-ndeso….” atau ”Padune nebak nggak bisa…hingga Anda menyatakannya gak sah…” atau lagi ”Padune dho sentimen karo kelompokku hingga jawabanku dikatakan salah….” Dan tentu saja sebagai fasilitator saya coba menengahi dengan kalimat….”Ya…begitulah demokrasi itu. Kadang menyenangkan tapi juga kadang pahit bagi beberapa orang. Mangkanya jangan anggap demokrasi itu sebagai suatu sistem yang sempurna…..”

Beberapa Contoh Teka-Teki
Berikut kami tampilkan beberapa teka-teki dari peserta yang menarik untuk ditebak jawabannya……
1. Tukang apa yang berangkat 4 ribu pulang 5 ribu…
2. Suatu benda jika dipindahkan ke tempat lain namanya berbeda. Apaan tu….
3. Bagaimana caranya supaya satu gajah dan satu semut sama beratnya jika ditimbang…..
4. Anunya bapak bisa dimasukan ke anunya Ibu, tapi anunya ibu tidak bisa dimasukkan dalam anunya Bapak
5. Orang amerika juga boleh, Indonesia juga boleh. Dipegang tidur ditinggal bangun. Apa itu ?!
6. Kita jauh-jauh menuju kesana, jika sudah nyampek malah dilewati. Apa itu ?
7. Ngarep Ireng, Mburi Ireng, Sing Tengah-Tengah Methentheng…..
8. Panjang berbulu, bila dimasukkan dan dikeluarkan terus menerus lama-lama akan keluar cairan putih….
9. Nek mengkurep gak iso mlebu, nek miring gak iso mlebu, nek mlumah baru iso mlebu……
10. Telentang tidak enak, mengkurep juga tidak enak, nikmatnya dengan miring……
11. Ngisor gepeng ndhuwur dowo…..
12. Bibir ketemu bibir…tangan mencari-cari lobang……
13. Kalau turun terasa berat…kalau naik malah ringan….
14. Kepalanya 2, tangannya 2, bahkan kakinya pun ada 2…….
15. Hewan apa yang kalo telentang malah kelihatan punggungnya…..
16. Sebutkan ada berapa makanan yang ada di pasar…..

Beberapa teka-teki masih pakek Bahasa Jawa mengingat muatan lokalnya yang masih gedhe….he….he…he…. Tapi silakan tebak saja deh teka-tekinya….dan silakan coba permainannya……

5 responses to “Mengajarkan Demokrasi Lewat Teka-Teki

  1. kok yang ditulis cuma teka-tekinya doang?
    sekalian jawabannya dong, bro….
    kan bisa direply oleh wi lain, termasuk aku nanti, gitu lho,
    hehehe….

  2. lebih menarik lagi , apabila di kasih jawaban nya supaya g’ bingung

  3. paling yang ngasih teka teki sama ga tau jawabannya…hahaha

  4. Teka-Teki yang berkualitas jangan beritahu jawabannya,,,namanya saja teka-teki, jawabannya pasti lebih dari lima, terima kasih

Tinggalkan komentar