Salah satu faktor yang mendukung suasana pembelajaran yang menyenangkan menurut Welberg dan Greenberg dalam buku Quantum Teaching adalah Berfikir Positif (Niat Baik). Lebih lanjut dijelaskan bahwa seorang widyaiswara harus percaya dengan kemampuan peserta diklat, apapun kondisi peserta. Dengan kata lain, widyaiswara dalam berinteraksi dengan peserta harus menganggap mereka adalah orang-orang yang top. Tetapi beberapa kecenderungan menunjukkan bahwa jika sedang berinteraksi dengan kelompok peserta berkemampuan tinggi (misal pendidikan tinggi, para pejabat), widyaiswara cenderung banyak tersenyum, lebih banyak mengobrol dengan akrab, dan berbicara dengan cara lebih intelektual dan penuh humor, menggunakan kosa kata kompleks, dan bertidak lebih matang. Sementara dengan kelompok kemampuan rendah (pendidikan rendah, staf, prajab), widyaiswara yang sama cenderung berbicara keras dan lambat (seolah-olah peserta tidak dapat mendengar), menggunakan kosa kata dasar dan kalimat mentah, jarang tersenyum, dan berinteraksi pada tingkat lebih instruksional dan otoriter. Singkatnya, widyaiswara memperlakukan peserta dengan bunyi cap mereka, sebagai pelaku akademis tinggi atau rendah.
Berkaitan dengan kalimat diatas, saya punya pengalaman menarik sekaligus mengejutkan, juga mengagumkan, tentang jenis peserta yang berkemampuan rendah itu. Peristiwanya sih hari kamis minggu kemaren, saat saya dipusingkan dengan jadwal mengajar yang begitu padat sekaligus bertumpuk-tumpuk. Gara-garanya sih ada beberapa teman widyaiswara (12 orang dari 28 rekan kami) yang terpaksa ikut Diklat TOT Kewidyaiswaraan Berjejang Tingkat Madya guna memenuhi persyaratan jika ingin naik ke jenjang Widyaiswara Utama. Kalo diitung-itung sih harusnya gak begitu ngaruh…tetapi nyatanya saya sendiri Kamis minggu kemaren itu harus mendapatkan jadwal yang bertubrukan. Di satu sisi, mulai jam 7 pagi sampai jam 10.15 aku harus ngajar di TOT Perpustakaan sementara di lain tempat saya juga harus ngajar pada Diklat Prajabatan Golongan II angkatan 54 mulai pukul 07.00 sampai jam 15.30. Pengennya sih ngeles saja dan milih di TOT Perpus-nya….but Agus staf WI dengan tegas menyatakan bahwa aku harus ngajar Prajab juga karena gak ada WI lagi. Untuk itu, dia nyaranin agar akunya ngisi di Prajab sebentar mulai jam 7….buat basa-basi and ngasih tugas….lalu jam 8 – 9 keluar buat ngajar TOT Perpus….untuk kemudian jam 9 harus balik ke Prajab lagi…..Waduh….!! Bisa lari-lari niii…… Baca lebih lanjut