Pemanfaatan Limbah Jambu Mete

Tanaman jambu mete ( Anacardium occidentale. L) merupakan tanaman perkebunan yang sedang berkembang di Indonesia dan cukup menarik perhatian, hal ini karena pertama , tanaman jambu mete dapat ditanam di lahan kritis sehingga persaingan lahan dengan komoditas lain menjadi kecil dan dapat juga berfungsi tanaman konservasi, kedua tanaman jambu mete merupakan komoditas ekspor, sehingga pasar cukup luas dan tidak terbatas pada pasar domestik, ketiga usaha tani, perdagangn dan agroindustri mete melibatkan banyak tenaga kerja.

Pengembangan tanaman jambu mete di Indonesia di mulai sekitar tahun 1975 melalui proyek kehutanan yang saat itu ditujukan terutama untuk melindungi lahan kritis, dikembangan tanaman seluas 58.000 ha, tahun 1984 menjadi 196.000 ha. Tahun 2005 aereal tanaman mente di Indonesia ± 547.000 ha, yang tersebar di 21 provinsi, Sulawesi Tenggara 138.830 ha, Nusa Tenggara Timur 126.828 ha, Sulawesi Selatan 70.467 ha, Jawa Timur 57.794 ha, Nusa Tenaggara Barat 46.196 ha, dan Jawa Tengah 30.815 ha.

Di Jawa Tengah luas areal tanaman jambu mete kurang lebih 30.821 ha yang tersebar dibeberapa kabupaten antara lain Wonogiri 17.500 ha, Sragen 1.852 ha, Karanganyar 1.720 ha, Blora 1.869 ha , Purworejo 1.364, Sukoharjo 1.214 ha, Jepara 1.542 dan lainnya tersebar kabupatn Semarang, Batang , Grobogan, Rembang, Boyolali, Pemalang, Kebumen.

Sebagai hasil/ produksi utama tanaman mete adalah gelondong mente, hasil samping buah semu mente yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri rumah tangga yang sampai saat ini belum banyak dimanfaatkan secara optimal.

Di Indonesia pemanfaatan buah semu jambu mete masih sangat terbatas baik dalam jumlah maupun bentuk produksinya. Pada beberapa daerah tertentu umumnya dikonsumsi dalam bentuk buah segar dan produk olahan tradisional. Diperkirakan, dari produksi buah jambu mete hanya sekitar 20 % yang sudah dimanfaatkan secara tradisional , misal dibuat rujak, dibuat abon dan sebagainya sedangkan sisanya 80 % masih terbuang sebagai limbah.

Ditinjau dari segi nilai gizi dan komposisi kimianya, buah semu jambu mete merupakan salah satu sumber vitamin dan mineral. Kadar vitamin C nya cukup tinggi, yaitu ( 147 – 372 mgr/ 100 gr ) kira –kira 5 kali vitamin C buah jeruk. Selain itu juga mengandung cukup vitamin B1, B2 dan niasin. Kandungan mineralnya terutama unsur P terdapat dalam jumlah yang cukup., juga buahnya mengadung karbohidrat yang sebagian besar terdiri dari gula reduksi ( 6,7 – 10,6 % ) dan pektin serta bersifat Juicy karena banyak mengandung air. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa buah semu jambu mete mempunyai potensi ekonomi yang cukup tinggi, sehingga dapat diolah menjadi berbagai produk makanan dan minuman seperti sari buah, selai, jelly, sirop,cuka , manisan dan dapat dibuat sebgai lauk pauk abon.

Teknologi pengolahan untuk membuat produk olahan dari buah semu jambu mete sebenarnya telah tersedia, namun teknologi ini belum dimanfaatkan. Pengolahan buah jambu mete akan memberikan nilai tambah dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani beserta keluarganya.

Hampir semua bagian dari tanaman jambu mete dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Hasil utama tanaman jambu mete adalah buahnya. Buah mete terdiri dari buah sejati (biji/gelondong mete) dan buah semu. Produk utama yang diambil dari tanaman jambu mete adalah bijinya (kacang mete), sedangkan buah semu jambu mete sering dianggap sebagai produk ikutan. Bahkan bagi sebagian besar petani buah semu seringkali dibuang begitu saja dan dianggap sebagai limbah jambu mete. Walaupun demikian, buah semu jambu mete juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam bahan makanan, misalnya untuk membuat jam, jelly, sirup, sari buah, serta minuman.

slide1

A. Perlakuan Pasca Panen

Untuk mendapatkan hasil panen berupa biji mete dan buah semu jambu mete dengan kualitas baik, kegiatan pemanenan perlu diatur sedemikian rupa sehingga kepentingan keduanya terpenuhi. Kualitas buah mete sangat dipengaruhi oleh tingkat kemasakan buah. Jika buah mete yang memiliki kemasakan optimal (masak petik), maka biji metenya juga memiliki kualitas baik pula. Oleh karena itu, pemetikan buah mete sangat dianjurkan pada sat buah tersebut hampir jatuh atau gugur. Pada saat buah mete hampir jatuh atau gugur, biji mete telah tumbuh dan mencapai kemasakan sepenuhnya (Cahyono, 2001).

Pemetikan buah mete ini tidak dapat dilakukan sekaligus karena buah mete tidak masak bersamaan. Pemetikan dapat dilakukan setiap 3 – 5 hari selama 2 -3 bulan, tergantung pada banyaknya buah. Pemetikan diutamakan pada buah-buah yang sudah masak. Buah-buah mete yang sudah mencapai derajat kemasakan optimal. Adapun tanda – tanda buah jambu mete siap petik, adalah sebagai berikut : warna buah tua optimal dan merata, cerah, serta mengkilat, menebarkan aroma harum, warna kulit biji putih keabua-abuan dan mengkilat.

Panen buah jambu mete dapat dipanen setelah berumur 60 – 70 hari hari sejak bunga mekar. Masa panen berlangsung selama empat bulan, yaitu pada bula Nopember – Februari tahun berikutnya.

B. Biji Mete

Hasil Utama tanaman jambu mete adalah buahnya. Buah mete terdiri dari atas buah sejati ( biji glondong) dan buah semu. Produk utama yang diambil dari tamanan jambu mete adalah bijinya (kacang mete) untuk memperoleh kacang mete dengan pengacipan (pengupasan kulit biji mete), dapat dilakukan secara manual dan semi mekanis. Kacang mete ini yang biasa digunakan untuk campuran berbagai macam hidangan atau makanan karena rasanya gurih dan enak. Dalam proses pengacipan biji glondong mete ini disamping menghasilkan kacang mete dan menghasilkan kulit mete ( limbah kulit mate).

Limbah kulit biji mete juga dapat diolah menjadi minyak CNSL ( cashew nut shell liquid ) mempunyai nilai ekonomi tinggi, dapat digunakan sebagai bahan industri secara luas seperti minyak rem, industri cat, pernis dan lain – lain.

C. Buah Semu

Buah semu mete secara keseluruhan terdiri atas daging buah yang lunak dan mengadung air dalam jumlah yang relatif banyak. Buah semu jambu mete sebenarna merupakan tangkai yang mengembung. Permasalahan atau kendala yang sering muncul dalam proses pengolahan jambu mete disebabkab oleh 3 jenis unsur pengganggu :

1. Senyawa tanin , senyawa ini yang menyebabkankan rasa sepat hingga pahit pada buah jambu mete. Pada saat buah masih muda konsentrasi tanin sangat tinggi (maksimal) , namun makin tua akan makin berkurang dan pada saat matang (di pohon) konsentrasi tanin minimal.

2. Senyawa asam anakardat, senyawa asam anakardat merupakan senyawa yang sering menyebabkan rasa gatat-gatal ditenggorokan dan merangsang batuk.

3. Senyawa polifenolat , senyawa polifenolat merupakan senyawa yang menyebabkan cairan hasil perasan buah jambu mete berwarna kebiruan.

Oleh karena itu, sebelum buah jambu mete diolah lebih lanjut menjadi berbagai makanan dan minuman, ketiga unsur pengganggu tersebut yaitu mengadung tanin penyebab rasa sepat, senyawa anakardat yang mengakibatkan rasa gatal di tenggorokan, dan senyawa polifenolat harus dinetralkan terlebih dahulu.

Untuk menetralkan ketiga unsur-unsur tersebut, dengan beberapa perlakuan yaitu dengan perendaman memakai garam dapur 2 % selama 24 jam dan dengan jalan dikukus selama 20 menit, kemudian diolah lebih lanjut sesuai dengan keperluannya.

Pengolahan atau penanganan buah semu jambu mete dimaksudkan untuk menghindari kerusakan yang sekecil mungkin, mengingat buah semu jambu mete sangat mudah mengalami kerusakan, cepet menjadi lewat masak dan membusuk. Pada kondisi suhu kamar, buah semu jambu mete umumnya hanya dapat disimpan maksimal 2 hari, supaya buah tersebut awet/ tahan lama perlu diolah secara komersial menjadi sirup,abon, sari buah, jelly dan lain-lain.

Kandungan gizi buah semu tercantum dalam tabel berikut.

slide2

Sumber : Analisa Bahan Makanan Fak Kedokteran UI,1992

Dilihat dari komposisi atau kandungan gizinya, buah semu jambu mete mempunyai peluang nilai ekonomi. Walaupun demikian, sampai dengan saat ini buah semu jambu mete masih belum dimanfaatkan secara komersial, sehingga sumbangannya terhadap pendapatan petani masih sangat kecil.(bersambung)

10 responses to “Pemanfaatan Limbah Jambu Mete

  1. ternyata jambu mete punya buanyaaaaaaaaaak banget manfaat y

  2. sambungannya mana ya??

  3. Trims Pak Info Jambu Metenya, Salam kenal dari Kebumen

  4. Salam Kenal…
    bagi yang memerlukan info ttg mesin/alat kacip mete silahkan berkunjung ke http://www.situsmesin.com/berita

    Semoga menjadi Inspirasi bisnis anda 🙂

  5. info yang menarik,, buah semu jambu mete yang memiliki kandungan karbohidrat hingga 19.5% sangat potensial dikembangkan menjadi bioetanol

  6. ralat,, maaf maksud saya 15,9% karbohidrat

  7. pernah ada yang buat extraksi jambu mete ndak

  8. HARRY SYAMSUDIN

    Saua sangat tertarik dengan pemanfaatan Buah semu Jambu mete.
    Untuk menghitung berapa besar kapasitas Alat Destilator Bioethanol
    saya butuh informasi :

    1. berapa rendemen buah semu untk menghasilkan 1ltr saripati
    2. Unit proses sampai menjadi Bioethanol.
    3. Dimana saya dapat membeli alat/mesin2 tersebut.

    Regard
    HARRY SYAMSUDIN

  9. agroindustri banged nih,,,
    hidup agroindustri…

    (http://dyanzaa06.student.ipb.ac.id/)

  10. Thanks informasinya. Mohon info industri yang khusus mengolah buah semu jambu mete ada di mana ya? Terima Kasih.

Tinggalkan komentar