Prinsip-Prinsip Lucu Para Widyaiswara

Kadang-kadang geli juga jika ingat pertemuan-pertemuan dengan para WI. Soalnya disamping kata orang mereka pinter-pinter (minimal berpengalaman men…), mereka juga lucu-lucu. Dan karena kelucuan itu dilontarkan oleh orang yang pinter maka jadinya ya… lucu nan cerdas, tidak vulgar alias thok ngok… sedikit sinis tapi masih bisa bikin kita tersenyum walau sedikit pahit….Apalagi WI khan tidak begitu terikat struktur hingga ngomongnya pastilah lebih jujur, bahkan sedikit lepas… hampir tanpa beban… Mangkanya bertemu dengan WI lain, baik di tempat kerja, di seminar atau di kursus-kursus bener-bener momen-momen yang sangat mengasyikkan…

Terkait dengan masalah kediklatan, kewidyaiswaraan, proses belajar mengajar, kebanyakan WI memiliki sudut pandang tersendiri… dan ternyata banyak lucunya daripada benernya… gak percaya…?! simak beberapa komentar berikut…

Tentang Diklat

“Diklat itu untuk bersenang-senang….”(Adi Wahyudi yang paling semangat mengutip kata-kata dr. Isi Mularsih terkait dengan penerapan metode pembelajaran yang menyenangkan di kelas-kelas diklat….)

Ono Rego Ono Rupo…”(Siswoyo, saat mengomentari perbedaan standar honor WI dari tiap kabupaten/kota dan susah untuk diseragamkan karena katanya sih tergantung kekuatan tiap daerah walau lisensi penyelenggaraan prajab ada di Provinsi….hingga bikin WI sering milih-milih…)

“Kayaknya yang ngusulin WI tuh…” (Rahmat Suparman WI LAN-Bandung, saat ditanya mengapa jumlah jampel untuk prajabatan honorer lebih lama daripada jumlah JP prajabatan dari umum….)

Baca lebih lanjut

Pemilihan Metode Penyuluhan dan Proses Adopsi

Seperti sering saya katakan, semakin sering kita mengajarkan suatu materi kepada seseorang maka kemampuan penguasaan materi kita akan semakin bertambah. Bertambahnya penguasaan materi tersebut dapt terjadi karena pengkayaan-pengkayaan selama proses mengajar, baik melalui persiapan yang kita lakukan dalam rangka pemantapan materi maupun karena adanya pertanyaan-pertanyaan dari peserta yang kadang tak terjawab hingga menuntut kita belajar lagi agar di kesempatan mengajar berikutnya penampilan kita lebih baik. Sebagai misal, walaupun jarang-jarang dapat kesempatan ngajar bidang pertanian tetapi dalam kesempatan terakhir saya ngajar penyuluhan pertanian, saya mendapat ilmu baru bahwa ternyata ada hubungan erat antara tahapan proses adopsi suatu materi dengan metode penyuluhan yang digunakan.

Dalam mempelajari sesuatu, seseorang akan mengalami suatu proses untuk mengambil suatu keputusan yang berlangsung secara bertahap melalui serangkaian pengalaman mental fisiologis. Tahapan tersebut terdiri atas : tahap sadar, tahap mulai berminat, tahap menilai baik/buruknya materi, tahap mencoba, dan tahap menerapkan. Dan ternyata metoda penyuluhan yang digunakan dalam setiap tahap berbeda-beda, seperti contoh gambar berikut.

clip_image002

Penjelasan masing-masing tahapan proses adopsi pada gambar diatas dapat dijelaskan dalam halaman berikut.

Baca lebih lanjut

Mata Tak Bisa Bohong

Banyak orang yang mengatakan bahwa mata adalah jendela dunia. Hanya dengan mata kita bisa melihat keindahan fisik alam semesta. Namuan lebih daripada itu, mata merupakan sesuatu hal yang mewakili jalan pikiran atau kata hati kita. Orang bisa melihat isi hati seseorang bahkan hanya dengan melihat matanya (mungkin itu sebabnya seseorang yang sedang terkena suatu kasus atau tertangkap basah sedang melakukan sesuatu yang kurang baik [koq jadi terlalu banyak kata sesuatu ya… apa gara-gara terpengaruh lagunya Syahrini…?!], maka mereka akan cenderung berusaha menutupi matanya baiak melalui kain, kerudung, topi atau kaca mata hitam…). Melalui mata, kita bisa mengetahui apakah seseorang sedang sedih atau gembira, bersimpati atau bahkan membenci kita, bermaksud baik atau jahat pada kita. Artinya, mulut boleh berkata apa saja tetapi mata tidak pernah bohong.

 

Hal yang paling gampang untuk mengetahui seseorang itu sedang berbohong pada kita atau tidak adalah dengan cara mengamati cara menatap lawan bicara kita. Jika dia berbohong pastilah dia akan berusaha menghindari berlama-lama menatap lawan bicaranya. Biasanya ia hanya mampu menatap Anda hanya maksimal selama dua pertiga lamanya waktu pertemuan. Sesekali ia pasti akan menunduk atau pandangannya berjalan kemana-mana,misalnya ke dinding, menatap tanah atau sepatu, buat menyembunyikan rahasia yang dimilikinya dari Anda. Artinya lagi, orang yang jujur pastilah tidak akan ragu-ragu menatap mata Anda dengan mantap.

Tetapi jangan salah juga, ada beberapa isyarat mata yang tidak bisa diartikan sebagai berbohong. Sebagai contoh, seorang pembicara yang sebentar-bentar menutup matanya bukan berarti dia sedang berbohong. Dia menutup mata karena dua hal. Pertama, dia sudah merasa bosan berbicara dengan Anda. Kedua, dia merasa lebih superior dari Anda. Artinya Anda hanyalah seorang yang ‘oon dimatanya he…he…he…

 

Yang lebih gawat adalah tatapan seorang lelaki yang sedang jatuh cinta pada lawan bicaranya. Mula-mula yang dilakukan lelaki itu pastilah akan menatap mata lawan bicara, lalu akan menatap hidung, bibir, payudara (maaf…ehm…) dan terakhir pastilah masuk ke bagian bawah perut….hi…hi…hi… Dan bukan berarti lelaki itu sedang bohong atau sedang mengobral cinta palsu ataupun cinta nafsu… Tatapan itu adalah tatapan alamiah anak manusia yang sedang jatuh cinta dan sekali lagi pasti akan menimbulkan dorongan erotis…dan hal itu wajar pada setiap manusia to…?! Coba bayangkan jika ada lelaki yang jatuh cinta pada Anda tapi gairahnya pada orang lain atau pada gambar-gambar artis nan indah yang ada di televisi…khan malah gaswat….

Baca lebih lanjut

Menghilangkan Fikiran Negatif

Asmani (2009) menyebutkan bahwa negative thinking biasanya berupa pemikiran, perasaan, dan intuisi yang menyalahkan diri sendiri dan orang lain, yang bisa menurunkan semangat dan mengendurkan daya juang. Yang gawat adalah jika pola berfikir negatif itu telah menjadi jalan hidup. Artinya, kebiasaan negatif thinking itu telah dijalaninya selama bertahun-tahun hingga bahkan dianggapnya hal itu sebagai sesuatu yang normal. Dengan menjadikan sebagai jalan hidup, mereka beranggapan bahwa untuk memperbaiki keadaan mereka harus mampu mengubah dunia alih-alih mengubah cara berfikir mereka. Padahal alangkah sulitnya mengubah sesuatu (dunia and seisinya) yang sangat tergantung pada kondisi orang lain (bahkan ada yang mengatakan dunia itu gak pernah berubah. Yang berubah hanyalah cara pandang kita terhadap dunia…). Mereka lupa bahwa jauh lebih mudah mengubah diri sendiri daripada harus mengubah dunia…

Erbe Sentanu dalam Quantum Ikhlas menyebutkan bahwa ada dua zona yang terdapat dalam diri manusia, yakni zona nafsu dan zona ikhlas. Zona nafsu adalah wilayah hati yang dipenuhi berbagai keinginan yang terasa menyesakkan dada karena dipenuhi dengan energi rendah yang penuh dengan perasaan negatif seperti : cemas, takut, keluh kesah, dan amarah. Sedangkan zona ikhlas adalah zona yang penuh energi tinggi dan bersifat positif karena penuh dengan rasa syukur, sabar, fokus, tenang, dan happy. Ketika kita ikhlas kita akan merasa penuh tenaga. Sementara jika kita sedang penuh nafsu maka pastilah kita akan merasa kehabisan energi.

Bagaimana cara menghilangkan fikiran negatif….?! Bapak Mario Teguh pernah mengatakan dengan mudahnya….cara menghilangkan fikiran negatif tentu saja dengan tidak berfikir negatif alias mulai berfikir secara positif…!! Semudah itu…?! Ya…semudah itu… Hanya saja kadang kita tidak sadar bahwa kita sedang berfikir negatif karena demikian terbiasanya kita dengan fikiran seperti itu… Gak percaya…?! Berikut akan saya uraikan beberapa jenis berfikir negatif yang saya sendiri masih terkaget-kaget mendapati jenis fikiran saya masih ada beberapa yang termasuk dalam jenis fikiran negatif berikut ini…. Baca lebih lanjut

Indikator Kompetensi Mengajar Widyaiswara

Bulan April kemaren saya sempet ikut Diklat AKD (Analisis Kebiutuhan Diklat) di LAN-Bandung. Banyak temen yang protes dengan keikutsertaan saya pada diklat tersebut, termasuk sang koordinator WI: Bapak Sigit Marhen. Bukan apa-apa, saya sudah dianggap mampu dalam materi AKD. Sudah sering melakukan AKD di instansi Provinsi Jawa Tengah dan bahkan sudah beberapa kali ngajar materi tersebut. Dengan kata lain, keberadaan saya dalam diklat dianggap menyalahi prinsip diklat itu sendiri yang pada dasarnya berupaya untuk menutupi diskrepansi (kesenjangan) kompetensi.

Sebenarnya sih saya juga tahu bahwa saya sudah tidak masanya lagi ikut Diklat AKD dan seharusnya sudah mulai menulis buku atau karya tulis lainnya yang terkait dengan AKD. Bahkan saya sendiri juga heran kenapa manajemen koq menugaskan saya untuk ikut diklat AKD, walau kemudian diketahui bahwa saya pada awal tahun tercatat mendaftarkan diri untuk ikut diklat tersebut. Nggak tau kenapa saya waktu itu ikut ngisi edaran diklat…yah…mungkin waktu itu pikiran saya pengen ikut diklat guna melengkapi kurikulum vitae saya yang sebagai salah satu praktisi dan pengajar AKD tanpa pernah ikut Diklat AKD. Siapa tahu saat proses sertifikasi WI di 2014, kompetensi saya sebagai ‘pakar’ AKD dipertanyakan…. walau alasan persisnya juga lupa berat lah….he…he…he…

Yang jelas prinsip yang saya pegang selama mengikuti diklat itu enjoy saja….gak usah pengen nuntut macem-macem, semisal dapat ilmu hebat lah, dapet ranking lah…pokoke melu gitu saja. Sekalian ikut menikmati suasana kota Bandung yang abidin he..he…he… Apalagi kata temen-temen, LAN-Bandung punya trade mark yang menarik yakni Diklat ples wisata kuliner diseputar Bandung…. wuiih….bayangkan aja udah ngiler… Yah minimal dapet refreshingnya gitu….walau kemudian saya malah dapat bonus karena malah disana saya berhasil menyusun standar kompetensi mengajar seorang WI…Bukan kerja individual sih, saya susun bersama temen-temen satu kelompok kecil, tapi khan malah bagus to…?! Penasaran….?! (moga-moga lah masih suka ngunjungi blog ini walau sudah kurang populer ples sayanya yang lama banget gak pernah ngisi….) Baca lebih lanjut

Berbicara tentang Evaluasi Kinerja Widyaiswara

Hari Kamis kemaren, sebelum beberapa Widyaiswara mulai ngambil cuti tahunan (termasuk aku), terlihat ada diskusi panas di ruang WI. Aku sendiri sebenarnya kurang tertarik dengan gegeran-gegeran yang gak perlu. Apalagi biang-biang gegeran diantara WI kayaknya sementara harus ‘lerem’ dulu. Soalnya tanggalannya juga sudah menunjukkan hampir tutup tahun hingga kegiatan mengajar yang biasanya jadi sumber ribut-ribut sudah habis JP-nya. Sementara masalah ruwetnya penghitungan angka kredit akibat peraturan yang multitafsir, untuk sementara juga dilakukan gencatan senjata mengingat minggu-minggu ini semua berkas sudah masuk tim penilai hingga untuk sementara gak ada lagi yang perlu diributin. Tapi dari situ akunya jadi tertarik untuk mengetahui…ada apa gerangan koq ada gegeran-gegeran…emang ada topik gegeran baru apaan ini…?!

 Ternyata sumber masalah adalah selembar undangan dari Bidang Bangdalmudik (Pengembangan Pengendalian Mutu Diklat) yang isinya tentang acara mendengarkan hasil evaluasi kinerja Widyaiswara yang akan disampaikan oleh UNES Semarang. Naaa… seperti layaknya orang yang gak suka dikritik, tentu saja hal itu bikin geger. Apalagi yang diundang alias dievaluasi tidak seluruhnya dan hanyalah 15 orang WI saja. Tentu saja hal itu menimbulkan pertanyaan besar tentang WI yang diundang itu. Kira-kira yang diundang itu khusus yang dicurigai cara mengajarnya jelek alias sedang dalam pengawasan atau gimana…?! Lalu metode evaluasinya bagaimana koq tidak didiskusikan dahulu dengan WI. Soalnya beberapa WI yang diundang khawatir metode evaluasinya salah hingga hasil evaluasinya pun jadi salah. Dan yang lebih mengkhawatirkan adalah adanya sangsi bagi WI yang hasil evaluasi kinerjanya buruk. Kalau sekedar dibina dahulu dengan konsekuensi jam mengajarnya dikurangi sih masih mending…yang lebih ditakutkan adalah kalau sampai di ’grounded’ alias diberhentikan sementara sebagai WI. Naa… itu yang pantas dibikin gegeranBaca lebih lanjut

Nasehat dari Sang Pencerah

Salah satu film yang saya nantikan untuk ditonton adalah Sang Pencerah salah satu karya Hanung Bramantyo yang menceritakan tentang Kyai Ahmad Dahlan sang pendiri Muhammadiyah. Hanya saja, ternyata keinginan saya itu harus tertunda akibat jadwal tayangnya adalah tepat tanggal 8 September atau tepat hari terakhir kita masuk kerja hingga terpaksa harus tak tinggal mudek dulu lah ke Yogya. Begitu pulang dari Yogya, buru-buru aku ke Simpang 5 buat ngewujudin niatku itu….hanya saja ternyata yang punya keinginan seperti aku ternyata banyak hingga karcis pun sempet kehabisan and terpaksa harus pulang dengan tangan hampa. Baru hari Jum’at kemaren lah keinginku kesampaian buat nonton tuh film…yang ternyata cukup bagus, baik dari segi cerita maupun setting Kota Yogya di awal abad XX…. dan yang lebih penting, banyak mengandung nasihat bagi pendalaman pemahaman kita tentang agama Islam….

Emm sebelum tak ceritaian sedikit nasehat yang bisa kita petik dari Biopik tokoh besar Indonesia itu, ada sedikit pemandangan yang tidak biasa, saat akunya (dan mungkin Anda juga yang kebetulan ikut-ikutan…) ngantri karcis buat nonton film ini. Kelihatan banyak wajah-wajah yang gak biasa nonton bioskop yang saya temui. Mungkin gara-gara tema filmnya tentang sang tokoh Muhammadiyah…bahkan yang duduk di dekat saya kelihatan wajah seorang haji yang tak lupa membawa anak-anaknya yang masih kecil (kayaknya baru di sekolah dasar deh….dan tentunya kelihatan seneng banget karena mungkin itulah pertama kali mereka nonton film di bioskop).Juga kelihatan tampang-tampang kyai yang asyik ngantri paling depan pintu (koq dadak pengen paling duluan masuk khan tempat duduknya ada nomornya Pak Kyai…). Ada juga nenek-nenek berjilbab yang membawa anaknya yang lebih mirip ibu-ibu pengajian. Yang kayak remaja-remaja mesjid juga banyak tuh….Lucu juga ngeliatnya….he…he…he….(adek saya malah bilang suasananya mirip arisane wong-wong pondokan). Baca lebih lanjut

Teman Sejati Tak akan Pernah Mati

Dari sebuah postingan di facebook milik temen dia menulis…
“It is easier to forgive an enemy than to forgive a friend” (William Blake) (Really…?!)
Lalu muncul jawaban-jawaban dari temen-temennya diantaranya sebagai berikut…
“Because an enemy will do You wrong for sure, but friend supposed to do You right. But doin the right ain’t always easy” Lalu saya lihat lagi jawaban sang temen yang kayaknya lagi bertengkar dengan temennya itu…
“Thanks pencerahannya guys….Teman sejati adalah yang bersamanya mampu melewati segala cobaan yang datang both internal dan eksternal, dibuktikan dalam hitungan waktu yang tidak sesaat dan mungkin dalam hidupmu hanya akan kautemui sedikit saja or even no one….”
Sebuah ungkapan yang seolah-olah menyebutkan bahwa di dunia ini sangat sulit untuk mendapatkan temen sejati atau bahkan tidak pernah ada yang namanya temen sejati itu….?! Setujukah Anda dengan pertanyaan tersebut….?!

Mungkin banyak yang setuju dengan pertanyaan itu. Apalagi rasanya dikhianati temen baik kita rasanya pasti lebih sangat sakit daripada disakiti oleh temen jauh atau bahkan musuh kita yang memang jelas-jelas sangat menginginkan kita jatuh. Tapi bagi banyak orang yang memiliki sahabat-sahabat terbaik dalam hidupnya….kalimat tidak pernah ada sahabat sejati itu pasti tidak mereka setujui. Saya sendiri sih setuju dengan pendapat bahwa temen sejati itu susah dicari…hanya saja memang tidak ada sahabat yang sempurna. Bukan hanya roker, sahabat pun juga manusia yang tak luput dari kesalahan. Bahkan saya pun setuju jika friend supposed to do You right…hanya kadang caranya tidak kita sukai. Jadi yang namanya membimbing kita ke arah kebaikan itu kadang ada sahabat yang tega membuat Anda sakit hati…artinya, asal akhirnya Anda menjadi orang baik pun seorang sahabat rela menanggung akibatnya…termasuk kehilangan sahabat terbaik sekalipun….

Ingat saran itu jamu yang rasanya pahit tetapi menyehatkan. Hampir semua orang tidak suka jamu, mereka hanya terpaksa meminumnya agar tetap sehat. Tapi jangan sampai hanya gara-gara terpaksa harus minum jamu, Anda jadi benci sama penjualnya. Dan itulah yang kadang banyak dilakukan orang saat terpaksa harus meminum jamu atau terpaksa harus menerima kritik…yakni membenci sang pengkritik…!! Walau sebenarnya kritik yang diberikan jika dirasakan benar juga…. Dan bagaimana jika sang pengkritik itu temen baik Anda….?! Apakah Anda harus rela kehilangan seorang temen baik yang susah dicari hanya gara-gara dia memberikan kritik atas perilaku atau hasil pekerjaan Anda….?! Baca lebih lanjut

Data dan Informasi dalam Website milik Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Dalam mengajarkan materi ini, content memang menjadi tujuan kesekian bagi saya. Hal yang paling penting utamanya adalah memberikan motivasi agar para pejabat mau peduli terhadap keberadaan website. Apalagi dengan adanya Undang Undang nomor 11 dan 14 Tahun 2008 tentang ITE (informasi dan Transaksi Elektronik) serta KIP (Keterbukaan Informasi Publik, keberadaan sebuah website yang dikelola dengan baik sudah menjadi kebutuhan bagi setiap instansi guna memperlancar hubungan antara pemerintah dengan para stakeholdernya, yang dalam hal ini merupakan Instansi Pemerintah lain (G), pihak swasta (B), dan masyarakat (C). Disamping itu saya juga berharap agar keberadaan website tidak hanya sekedar ada-ada-an alias sudah ada sudah syukur alias kontennya yo seadanya wae…gak peduli kontent yang ada itu banyak dibutuhkan masyarakat alias hanya sekedar memenuhi himbauan Kemetrian Kominfo yang sudah ngebet pengen menciptakan lingkungan pemerintahan Indonesia di dunia maya

Proses dalam hal ini lebih saya utamakan datipada hasil dengan konsekuensi tentu saja banyak yang hasilnya kurang baik untuk ditampilkan. Tapi gak pa pa, yang penting para pejabat itu termotivasi untuk berani mengenal e-government dan tidak ketakutan dulu walau belum pernah membukanya atau belum-belum sudah minder hingga akhirnya apatis karena penguasaan komputer yang minim. Membentuk pola pikir juga menjadi tekanan saya, khususnya pada pejabat yang sudah agak bisa atau yang malah ngurusi website di masing-masing intsansi agar tidak terjebak pada konten yang begitu-begitu saja. Misalnya banyak menampilkan kisah kunjungan Pak Bupati/Walikota….juga kunjungan Bapak/Ibu Pejabat Dinas. Atau banyak menampilkan gambar-gambar atau malah video-video profil dinas yang kemanfaatannya perlu dipertanyakan tapi jelasjelas menurunkan minat stakeholder membuka situs yang bersangkutan akibat terlalu berat untuk dibuka dalam bandwith yang normal. Baca lebih lanjut

Data dan Informasi dalam Website milik Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang

Setelah saya teliti, nggak tahu kenapa, di bulan Juli ini kegiatan mengajar saya koq kebanyakan hadir di hari yang kurang enak karena harinya pas lagi enak-enaknya siap libur atau pas males sehabis libur. Ya….tiba-tiba saja saya sering kedapetan jadwal ngajar pas hari Jumat-Sabtu-Minggu-Senin…sementara pas hari-hari aktif seperti hari Selasa-Rabu-Kamis akunya sering lontang lantung gak karuan alias hampir gak ada kegiatan sama sekali. Pertama tama sih gak kerasa efeknya…tapi setelah lebih dua minggu aku begitu teros rasanya koq ya aneh dan sedikit bertanya-tanya….Apalagi saat ketemu di kantor banyak temen yang tanya….Lho….koq gak ngajar Pak….?! ples sedikit ngiri juga lihat banyak temen yang pada sibuk mengajar di hari-hari kerja itu. Dan sebelnya saat akunya curhat sama temen eee….dianya malah ngeledek…Khan malah enak Lut….gak kelihatan. Yen dino bioso kamu keliatan nganggur tapi saat orang libur kamu khan malah hiwat hiwut golek duwet…. Nampane duwet sih enak….tapi khan acara sama keluarga terganggu ples akunya yen diitung-itung bisa masuk kerja seminggu bukan 5 hari tapi malah 7 hari to…?!

Baiklah kembali ke topik. Sebenarnya topik tulisan saya kali ini bukan merupakan topik favorit dan dikunjungi banyak orang…tapi karena sifat blog yang memang bukan untuk ajang populer populeran. Asal ada yang baca apalagi jika yang baca pas sedang berkepentingan dengan topik tersebut khan malah tepat sasaran…jadi beberapa hasil diskusi dari kota ke kota yang kualitasnya lumayan (soalnya banyak juga yang hasilnya cuman ngaco saja) tentang topik tersebut tetap saya tampilkan meski sedikit aras-arasen juga akibat jenuh hingga kadang bikin males ngemuatnya. Kali ini hasil diskusi terjadi pada Kabupaten Semarang yakni pada Dinas Peternakan dan Perikanan yang memang belum punya website dan bertekad menyusun website dengan dasar hasil diskusi tersebut. Baca lebih lanjut

Pikiran Mempengaruhi Nasib Kita….?!

Apakah judul tulisan diatas merupakan sebuah kebenaran atau hanya sekedar tulisan yang bersifat provokatif….?! Ibrahim Elfiky dalam bukunya Terapi berfikir positif mendefinisikan pengertian pola pikir sebagai sekumpulan pikiran yang terjadi berkali-kali di berbagai tempat dan waktu serta diperkuat dengan keyakinan dan proyeksi sehingga menjadi kenyataan yang dapat dipastikan di setiap tempat dan waktu yang sama (Ibrahim Elfiky, 2009: 20 ). Artinya jika kita sering memikirkan sesuatu maka sesuatu itu dapat menjadi kenyataan yang kita yakini kebenarannya dan sayangnya kebenaran yang kita yakini itu merupakan kebenaran semu alias hanya dugaan-dugaan kita alias bukanlah sebuah kenyataan yang sebenarnya. Artinya, hati-hatilah dengan fikiran dan cara berfikir kita. jangan sampai hal itu menyesatkan hidup kita dan bahkan mempengaruhi nasib kita. Tentu saja alangkah nikmatnya jika kita berprasangka baik terhadap hidup kita karena hal-hal yang baiklah yang akan kita dapatkan. Akan tetapi, jika kita berprasangka buruk maka hal-hal yang buruk itu akan menjadi sebuah kenyataan. Dengan kata lain, jangan-jangan hal-hal buruk : mulai dari kelemahan-kelemahan kita, ketidakcakapan kita, ketidakpintaran kita, kekurangan kita secara finansial, atau bahkan penyakit-penyakit yang ada pada tubuh kita…jangan-jangan hanyalah hasil permainan fikiran kita….!!

Dalam meyakinkan peserta bahwa fikiran mempengaruhi sebagian besar nasib kita…. saya biasa menggunakan Kuesioner dari Jeffrey Youngs (1990) seperti dikutip dalam buku The Secret of Mindset karangan Adi W. Gunawan. Saya akan meminta peserta untuk mengisi kuesioner tersebut dengan sejujur-jujurnya untuk menggali keyakinan-keyakinan yang ada dihati peserta. Lalu jika jawaban mereka salah maka pada dasarnya hal-hal itulah yang selama ini salah dan terjadi pada mereka dan mungkin saja hal itu berpengaruh pada nasib mereka. Metode tanya jawab akan saya gunakan untuk menganalisis jawaban-jawaban yang salah tersebut guna meyakinkan pengaruh fikiran buruk terhadap nasib mereka selama ini. Beberapa hasil tanya jawab yang panas dari peserta tersebut akan saya sajikan dalam tulisan berikut. (kesioner lengkap sengaja tidak saya sajikan karena saya ingin memotivasi Anda untuk membeli buku yang bermanfaat tersebut walau dengan membaca tulisan ini mungkin Anda sudah dapat mengetahui kelemahan-kelemahan beliefs yang mungkin terjadi pada diri Anda). Baca lebih lanjut

Gaya Sepakbola dan Budaya Bangsa-Bangsa

Seperti layaknya para lelaki lain, saya juga kena demam bola selama Juni-Juli. Bahkan bisa dikatakan sedikit fanatik karena saya sudah mulai mengikuti ajang Piala Dunia mulai tahun 1982 saat masih SD mengingat ayah saya sendiri juga penggemar permainan ini. Hanya saja kesibukan nonton Piala Dunia Afsel 2010 ini bener-bener bikin saya tidak produktif dalam ngeblog…belum lagi dibulan Juni ini saya mulai pindah ke tempat yang baru hingga sedikit repot benah-benah dan tentu saja hal itu mengganggu saya dalam merenung serta menuangkannya dalam bentuk gagasan-gagasan….belum lagi gangguan dari facebooker yang bener-bener menyita waktu saya…habis enak sih…nulis di facebook gak perlu panjang-panjang alias mikirnya gak lama…he…he….he….

Ngomong-ngomong tentang sepakbola, tiba-tiba saja saya terinspirasi dengan permainan sepakbola pada beberapa negara. Saya teringat dengan kata pakar permainan catur yang menyatakan bahwa kepribadian kita bisa dilihat dari gaya main catur kita…. Kemudian saya bandingkan dengan gaya main sepakbola tim peserta piala dunia…hmmm kayaknya cocok juga. Apalagi permainan sepakbola dimainkan oleh manusia-manusia yang memiliki kebiasaan yang mewakili budaya dari tiap-tiap bangsa…sehingga secara tidak sadar hal itu akan terbawa dalam permainan sepakbola yang mereka mainkan di lapangan…terus terang ini sedikit ngarang and berkayal soalnya nulisnya gak pakai referensi apalagi saya sendiri juga belum pernah mendatangi negara tersebut satu persatu…(wong keluar pulau Jawa saja belum pernah….) Jadi just for fun saja….

Baca lebih lanjut

Membaca Persepsi Orang Lewat Buku

Mungkin bagi banyak orang, kegemaran saya dalam membeli buku bisa dikatain agak gila-gilaan.Disamping rumah yang mulai penuh dengan buku (jadi pengen nyanyi…Lihat rumahku…penuh dengan buku….ada yang kecil dan ada yang tebel….), dana yang kubutuhkan buat ngumpulin koleksiku itu rasanya jika dihitung-hitung juga cukup besar (untungnya istriku cukup pengertian…atau mau protes tapi gak berani ya….?!). Tapi mau bagaimana lagi, dalam setiap buku pastilah berisi persepsi orang terhadap suatu topik. Apalagi kata orang faktor bahasa kadang menjadi penghambat seorang manusia dalam berimajinasi dan bahkan menyebabkan terjadinya bias persepsi. Dan inilah yang kadang menarik bagi saya untuk selalu membaca dan membaca lagi walau buku-buku tersebut memiliki topik yang sama. Gabungan persepsi dari para penulis buku itulah yang perlahan-lahan akan menyatukan keping-keping puzzle hingga dapat memberikan gambaran suatu topik secara utuh…..

Bagi saya sendiri, kegemaran membaca banyak buku untuk suatu topik tertentu memang sudah saya lakukan sejak jaman kuliah dulu. Gak tahu kenapa, rasanya gak marem jika saya hanya membaca satu buku untuk dapat mengerti suatu topik tertentu. Entah karena apa atau mungkin karena saya yang agak DDR (Daya Dong Rendah), banyak sekali alur yang hilang jika saya hanya membaca satu buku saja. Dengan membaca banyak buku, pengertian-pengertian akan topik menjadi semakin jelas. Saya banyak merasa, buku yang enak dibaca yang bereedar di toko-toko buku sangatlah sedikit. Yang banyak pastilah buku A membahas bagian topik tertentu, buku B tentang garis-garis besar seluruh topik, sementara buku C walau sedikit mbulet tapi memiliki uraian yang lebih detail dan seterusnya…dan seterusnya….Hal-hal seperti itulah yang bikin saya terpaksa harus membeli banyak buku buat memahami pendalaman saya terhadap suatu topik….

Baca lebih lanjut

Bagaimana Mengatasi Demam Panggung….?!

Judul tulisan diatas akhir-akhir ini menjadi pertanyaan yang sering ditanyakan peserta diklat. Sebuah pertanyaan yang mungkin menjadi persoalan serius bagi para pembicara pemula saat hendak berdiri diatas panggung. Bagi saya sendiri hal itu tentu saja bukan lagi persoalan, setelah hampir 4 tahun menjadi widyaiswara atau setelah ratusan kali saya melakukan presentasi di depan kelas. Tentu saja hal itu sedikit menyulitkan buat bisa menjawab pertanyaan peserta tentang demam panggung hingga seringkali saya hanya menjawab dengan asal…. walau tidak salah tetapi pasti kurang sitematis dan kurang sesuai dengan kebutuhan peserta yang umumnya kurang berpengalaman dalam berpresentasi.

Salah satu penyebab terjadinya demam panggung adalah stress. Menurut Ikhwan Sopa, banyak orang sebelum melakukan presentasi mengalami hal-hal: jantung berdegup kencang seperti habis lari-lari, telapak tangan Anda berkeringat, perut Anda mual dan merasa ingin muntah, setiap sebentar pergi ke kamar kecil untuk “mendownload” sesuatu, dan seterusnya. Gejala ini seperti gejala yang muncul pada berbagai penyakit berat. Padahal, bukan itu yang sesungguhnya sedang terjadi. Anda “hanya” sedang dilanda penyakit takut berbicara. Beberapa hal yang perlu Anda lakukan untuk dapat mengatasi demam panggung adalah

1. Kuasai Materi
Salah satu kunci sukses berbicara di depan umum adalah percaya diri. Dan faktor utama untuk dapat berbicara dengan penuh percaya diri adalah dengan menguasai materi. Untuk itu, usahakan Anda hafal dengan materi yang hendak disajikan dalam presentasi. Selanjutnya, bacalah buku-buku atau referensi terkait dengan materi untuk memperkaya penguasaan Anda terhadap materi. Menguasai materi presentasi dengan baik secara otomatis akan meningkatkan kepercayaan diri Anda untuk tampil di depan umum.
Baca lebih lanjut

English…. Oh English….

Sudah bukan rahasia lagi bahwa Bahasa Inggris menjadi momok menakutkan bagi banyak orang di Indonesia. Jangankan menguasai, mendengarnya pun bahkan mereka alergi. Hingga bisa jadi jika mereka nonton film barat di TV pun yang dicari bangsa film yang sudah di-dubbing ke Bahasa Indonesia. Atau kalaulah film tersebut masih memakai bahasa aslinya maka mereka memilih untuk menekan tombol mute pada remote agar Bahasa Inggris-nya tidak terdengar sangking alerginya….ehm…sedikit berlebihan ya….?! Yang jelas, penyakit takut English itu ternyata juga menimpa banyak Widyaiswara….Dan jujur saja, saya termasuk dari salah satu widyaiswara yang tidak menguasai Bahasa Inggris dengan baik dan benar….walaupun gak nol puthol banget lah….litle-litle I can gitu….tapi kalau ada orang yang sedang ngomong pakek Bahasa Inggris, saya termasuk yang memilih membisu and diam seribu bahasa….

Na….cerita berikut saya dapat dari Mr. Adi Wahyudi berkenaan dengan phobia English yang menimpa widyaiswara. Ceritanya terjadi saat Mr. Adi masih ada di instansi lama yakni pada Balai Pendidikan dan Latihan Pertanian Soropadan yang merupakan Balai Pelatihan di bawah Departemen Pertanian sebelum kemudian dilimpahkan ke Provinsi Jawa Tengah sebagai konsekuensi otonomi daerah. Sebagai sebuah Balai yang ada di bawah Departemen, sudah jamak jika sering dikunjungi tamu-tamu dari pusat dan bahkan dari luar negeri. Yang paling mengerikan tentu saja jika ada tamu yang berasal dari luar negeri, mengingat mau tak mau para penghuni Soropadan harus mampu menjelaskan segala sesuatu tentang balai tersebut kepada tamu-tamu…dan tentu saja dengan menggunakan pengantar Bahasa Inggris. Dan tugas itu tentu saja akan diberikan pada para widyaiswara yang notabene dianggap sebagai komunitas ilmiah yang ada di balai pertanian. Kalau sekedar menerangkan masalah pengembangan pertanian sih gampang…. tapi jika harus dengan Bahasa Inggris….?! Ini problemnya karena banyak yang gak ngeh sama yang namanya Bahasa Inggris hingga saat hari kunjungan dari luar negeri tersebut banyak widyaiswara yang tiba-tiba gak masuk dengan berbagai alasan….ada yang mendadak sripahan lah….ada yang sakit lah….atau ada acara penyuluhan di lapangan … sudah kadhung janji dengan petani….atau sekedar masuk agak siang-siangan….dengan seluruhnya bermuara pada menghindari berbicara di depan tamu luar negeri…. Baca lebih lanjut